Sabtu, 06 Mei 2017

Terapi bermain dengan origami pada anak

 TERAPI  BERMAIN PADA ANAK PRA SEKOLAH DENGAN KERTAS ORIGAMI
A.    Konsep bermain
1.      Definisi
Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk belajar karene dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.
Melipat origami adalah suatu permainan melipat kertas  yang berasal dari jepang yang berfungsi melatih motorik halus dalam masa perkembangannya.
2.      Manfaat bermain
Bermain memiliki banyak manfaat yaitu :
a.         Membuang ekstra energi.
b.        Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-organ.
c.         Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
d.        Anak belajar mengontrol diri.
e.         Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
f.         Meningkatnya daya kreativitas
g.        Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.
h.        Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
i.          Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
j.          Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
k.        Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

3.      Macam-macam bermain
a.       Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
1)      Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
2)      Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
3)      Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.

4)      Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
b.      Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan  mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
1)      Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.
2)      Tidak ada variasi dari alat permainan.
3)      Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4)      Tidak mempunyai teman bermain
4.      Alat permainan edukatif (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
a.         Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
b.        Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
c.         Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
d.        Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.
5.      Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Bermain
a.         Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
b.        Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
c.          Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk
d.         Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin  bermain.
e.         Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit
6.      Bentuk-bentuk permainan
a.       Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
1)      Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap, menggenggam.
2)      Melatih kerjasama mata dan tangan.
3)      Melatih kerjasama mata dan telinga.
4)      Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
5)      Melatih mengenal sumber asal suara.
6)      Melatih kepekaan perabaan.
7)      Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
Alat permainan yang dianjurkan :
1)      Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
2)      Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
3)      Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
4)      Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
5)      Alat permainan berupa selimut dan boneka.
b.      Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
1)      Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
2)      Memperkenalkan sumber suara.
3)      Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
4)      Melatih imajinasinya.
5)      Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
1)      Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
2)      Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
3)      Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.

c.       Usia 25 – 36  bulan
Tujuannya adalah ;
1)      Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
2)      Mengembangkan keterampilan berbahasa.
3)      Melatih motorik halus dan kasar.
4)      Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan membedakan warna).
5)      Melatih kerjasama mata dan tangan.
6)      Melatih daya imajinansi.
7)      Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
1)      Alat-alat untuk menggambar.
2)      Lilin yang dapat dibentuk
3)      Pasel (puzzel) sederhana.
4)      Manik-manik ukuran besar.
5)      Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
6)      Bola.
d.      Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah  :
1)      Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
2)      Mengembangkan kemampuan berbahasa.
3)      Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
4)      Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara).
5)      Membedakan benda dengan permukaan.
6)      Menumbuhkan sportivitas.
7)      Mengembangkan kepercayaan diri.
8)      Mengembangkan kreativitas.
9)      Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
10)  Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.
11)  Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya.
12)  Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal : pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
13)  Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
1)      Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
2)      Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
e.       Usia Prasekolah
Alat permainan yang dianjurkan :
1)      Alat olah raga.
2)      Alat masak
3)      Alat menghitung
4)      Sepeda roda tiga
5)      Benda berbagai macam ukuran.
6)      Boneka tangan.
7)      Mobil.
8)      Kapal terbang.
9)      Kapal laut dsb

B.     Terapi bermain origami
1.    Definisi
 Kata origami berasal dari bahasa Jepang, dari kata oru yang berarti melipat dan kami berarti kertas. Penggabungan kata tersebut mengubah kata kami menjadi gami, sehingga bukan orikami tetapi origami, artinya sama yaitu melipat kertas.


                       

2.      Manfaat origami
origami untuk hobi, mengisi waktu luang, keindahan, dan lain sebagainya. Ibu-ibu atau orang tua mengajarkan origami pada anak-anak sebagai cara untuk mendekatkan anak dengan orang tua.
Selain itu origami bermanfaat untuk anak seperti :
a.       melatih motorik halus dalam masa perkembangannya.
b.      meningkatkan daya kreativitas
c.        mampu melatih otot jari tangan
d.      melatih kesabaran
e.       mengenal warna
Kebanyakan anak-anak tidak menyukai aktivitas melipat kertas. Salah satu kesalahan yang dilakukan para pendidik adalah dalam memilih model lipatan. Kesalahan tersebut dapat berdampak pada anak. Jika model lipatan yang dipilih berada dalam tingkatan melipat bukan untuk pemula maka anak akan merasa tidak mampu. Dan pengalaman pertama dengan aktivitas tersebut akan membuat anak beranggapan bahwa melipat adalah aktivitas yang sulit dikerjakan. Anak akan mulai belajar melipat kembali setelah orang dewasa mengajarkannya untuk melipat dengan tingkat kesulitan yang lebih rendah dan dengan cara yang lebih menarik. Kesalahan yang lain adalah dalam cara pendidik mengajarkan melipat tersebut. Anak tidak mau melipat kertas karena cara pendidik mengajarkan dan memberi media kurang menarik. Bagi guru kegiatan melipat kertas dapat sekaligus digunakan sebagai media untuk pembelajaran terpadu. Melipat dapat disesuaikan dengan tema besar kegiatan pembelajaran. Mengawali kegiatan dengan bercerita adalah awalan yang sangat baik jika ingin mengajak anak berkreasi dengan melipat kertas. Pemberian reinforcement pada saat anak sedang mengerjakan sampai selesai mengerjakan lipatan adalah hal yang sangat penting dan berpengaruh pada anak. Kebanyakan anak dalam proses melipat tidak mampu melakukannya dengan sempurna. Hal itu tidak menjadi masalah karena konsep mengajarkan seni untuk anak bukan berpatokan pada hasil yang diharapkan tapi lebih kepada proses bagaimana anak mengerjakannya.

3.      Contoh origami untuk anak-anak
     



  







DAFTAR PUSTAKA
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
Beal, Nancy. Rahasia mengajarkan seni pada anak. Yogyakarta:Pripoenbooks, 2003.

http://encarta.msn.com/media_461543414/Origami.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EKOKARDIOGRAFI

EKOKARDIGRAFI BAB I PENDAHULUAN Ekokardiografi merupakan prosedur diagnostik yang menggunakan gelombang suara ultra untuk mengamat...