TERAPI BERMAIN PADA ANAK PRA SEKOLAH DENGAN KERTAS ORIGAMI
A.
Konsep bermain
1.
Definisi
Bermain
merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan
dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan
dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual,
emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk belajar
karene dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat
mengenal waktu, jarak serta suara.
Melipat
origami adalah suatu permainan melipat kertas
yang berasal dari jepang yang berfungsi melatih motorik halus dalam masa
perkembangannya.
2.
Manfaat bermain
Bermain memiliki banyak
manfaat yaitu :
a.
Membuang ekstra energi.
b.
Mengoptimalkan
pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-organ.
c.
Aktivitas
yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
d.
Anak belajar mengontrol diri.
e.
Berkembanghnya
berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
f.
Meningkatnya daya kreativitas
g.
Mendapat
kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.
h.
Merupakan
cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
i.
Kesempatan
untuk bergaul dengan anak lainnya.
j.
Kesempatan
untuk mengikuti aturan-aturan.
k.
Dapat mengembangkan kemampuan
intelektualnya.
3.
Macam-macam bermain
a. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif,
kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
1) Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian
pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan,
mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang
berusaha membongkar.
2) Bermain
konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat
menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
3) Bermain
drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara
boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.
4) Bermain
fisik
Misalnya bermain bola, bermain
tali dan lain-lain.
b. Bermain
pasif
Pada permainan ini anak
bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif
dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.Contoh ;
Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi
dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang
tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal
seperti dibawah ini :
1) Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit
tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.
2) Tidak ada variasi dari alat permainan.
3) Tidak ada kesempatan belajar dari alat
permainannya.
4) Tidak mempunyai teman bermain
4.
Alat permainan edukatif (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat
permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan
usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
a.
Pengembangan
aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang
pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.Contoh alat
bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali,
dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
b.
Pengembangan
bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.Contoh alat
permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
c.
Pengembangan
aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna, dll.
Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil
warna, radio, dll.
d.
Pengembangan
aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak,
keluarga dan masyarakat Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat
dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.
5. Hal-hal
yang Harus Diperhatikan dalam Bermain
a.
Bermain/alat
bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
b.
Permainan
disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
c.
Ulangi suatu cara bermain sehingga anak
terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk
d.
Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang
tidak ingin bermain.
e.
Jangan
memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit
6.
Bentuk-bentuk
permainan
a. Usia
0 – 12 bulan
Tujuannya adalah
:
1) Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1
bulan), misalnya mengisap, menggenggam.
2) Melatih kerjasama mata dan tangan.
3) Melatih kerjasama mata dan telinga.
4) Melatih mencari obyek yang ada tetapi
tidak kelihatan.
5)
Melatih mengenal sumber asal suara.
6)
Melatih kepekaan perabaan.
7) Melatih keterampilan dengan gerakan yang
berulang-ulang.
Alat permainan yang dianjurkan :
1) Benda-benda yang aman untuk dimasukkan
mulut atau dipegang.
2) Alat permainan yang berupa gambar atau
bentuk muka.
3) Alat permainan lunak berupa boneka orang
atau binatang.
4) Alat permainan yang dapat digoyangkan dan
keluar suara.
5) Alat permainan berupa selimut dan boneka.
b. Usia
13 – 24 bulan
Tujuannya
adalah :
1)
Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
2)
Memperkenalkan sumber suara.
3) Melatih anak melakukan gerakan mendorong
dan menarik.
4)
Melatih imajinasinya.
5) Melatih anak melakukan kegiatan
sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang menarik
Alat permainan
yang dianjurkan:
1) Genderang, bola dengan giring-giring
didalamnya.
2) Alat permainan yang dapat didorong dan
ditarik.
3) Alat permainan yang terdiri dari: alat
rumah tangga(misal: cangkir yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik,
ember, waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar,
kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.
c. Usia
25 – 36 bulan
Tujuannya
adalah ;
1) Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
2)
Mengembangkan keterampilan berbahasa.
3) Melatih motorik halus dan kasar.
4) Mengembangkan kecerdasan (memasangkan,
menghitung, mengenal dan membedakan warna).
5) Melatih kerjasama mata dan tangan.
6)
Melatih daya imajinansi.
7) Kemampuan membedakan permukaan dan warna
benda.
Alat permainan
yang dianjurkan :
1) Alat-alat
untuk menggambar.
2) Lilin
yang dapat dibentuk
3) Pasel
(puzzel) sederhana.
4) Manik-manik
ukuran besar.
5) Berbagai benda yang mempunyai permukaan
dan warna yang berbeda.
6) Bola.
d. Usia
32 – 72 bulan
Tujuannya
adalah :
1) Mengembangkan kemampuan menyamakan dan
membedakan.
2) Mengembangkan
kemampuan berbahasa.
3) Mengembangkan pengertian tentang
berhitung, menambah, mengurangi.
4) Merangsang daya imajinansi dsengan
berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara).
5) Membedakan
benda dengan permukaan.
6) Menumbuhkan
sportivitas.
7) Mengembangkan
kepercayaan diri.
8) Mengembangkan
kreativitas.
9) Mengembangkan koordinasi motorik
(melompat, memanjat, lari, dll).
10) Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi,
motorik halus dan kasar.
11) Mengembangkan sosialisasi atau bergaul
dengan anak dan orang diluar rumahnya.
12) Memperkenalkan pengertian yang bersifat
ilmu pengetahuan, misal : pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
13) Memperkenalkan suasana kompetisi dan
gotong royong.
Alat permainan
yang dianjurkan :
1) Berbagai benda dari sekitar rumah, buku
bergambar, majalah anak-anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar
melipat, gunting, air, dll.
2)
Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang
lain diluar rumah.
e. Usia
Prasekolah
Alat
permainan yang dianjurkan :
1) Alat
olah raga.
2) Alat
masak
3) Alat
menghitung
4) Sepeda
roda tiga
5) Benda
berbagai macam ukuran.
6) Boneka
tangan.
7) Mobil.
8) Kapal
terbang.
9) Kapal
laut dsb
B.
Terapi
bermain origami
1.
Definisi
Kata origami berasal dari bahasa
Jepang, dari kata oru yang berarti melipat dan kami berarti
kertas. Penggabungan kata tersebut mengubah kata kami menjadi gami,
sehingga bukan orikami tetapi origami, artinya sama yaitu melipat
kertas.
2. Manfaat origami
origami untuk hobi, mengisi waktu luang, keindahan, dan lain sebagainya.
Ibu-ibu atau orang tua mengajarkan origami pada anak-anak sebagai cara untuk
mendekatkan anak dengan orang tua.
Selain itu
origami bermanfaat untuk anak seperti :
a. melatih motorik halus dalam masa perkembangannya.
b. meningkatkan daya kreativitas
c. mampu melatih otot jari tangan
d. melatih kesabaran
e.
mengenal warna
Kebanyakan
anak-anak tidak menyukai aktivitas melipat kertas. Salah satu kesalahan yang
dilakukan para pendidik adalah dalam memilih model lipatan. Kesalahan tersebut
dapat berdampak pada anak. Jika model lipatan yang dipilih berada dalam
tingkatan melipat bukan untuk pemula maka anak akan merasa tidak mampu. Dan
pengalaman pertama dengan aktivitas tersebut akan membuat anak beranggapan bahwa
melipat adalah aktivitas yang sulit dikerjakan. Anak akan mulai belajar melipat
kembali setelah orang dewasa mengajarkannya untuk melipat dengan tingkat
kesulitan yang lebih rendah dan dengan cara yang lebih menarik. Kesalahan yang
lain adalah dalam cara pendidik mengajarkan melipat tersebut. Anak tidak mau
melipat kertas karena cara pendidik mengajarkan dan memberi media kurang
menarik. Bagi guru kegiatan melipat kertas dapat sekaligus digunakan sebagai
media untuk pembelajaran terpadu. Melipat dapat disesuaikan dengan tema besar
kegiatan pembelajaran. Mengawali kegiatan dengan bercerita adalah awalan yang
sangat baik jika ingin mengajak anak berkreasi dengan melipat kertas. Pemberian
reinforcement pada saat anak sedang mengerjakan sampai selesai mengerjakan
lipatan adalah hal yang sangat penting dan berpengaruh pada anak. Kebanyakan
anak dalam proses melipat tidak mampu melakukannya dengan sempurna. Hal itu
tidak menjadi masalah karena konsep mengajarkan seni untuk anak bukan
berpatokan pada hasil yang diharapkan tapi lebih kepada proses bagaimana anak
mengerjakannya.
3. Contoh
origami untuk anak-anak
DAFTAR PUSTAKA
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak.
Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan
Pediatrik. Jakarta : EGC
Beal,
Nancy. Rahasia mengajarkan seni pada anak. Yogyakarta:Pripoenbooks,
2003.
http://encarta.msn.com/media_461543414/Origami.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar